Konsumenlistrik.com | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mewacanakan akan membentuk Holding dan dua sub holding di PT PLN (Persero).
Tak hanya melontarkan rencana pembuatan sub holding di PLN, Menteri Erick Thohir juga berencana menyuntik mati PLN Batubara sebagai perusahaan yang selama ini memenuhi kebutuhan baru bara PLN itu.
Baca Juga:
Pasokan PLN Mulai Aman, Luhut Tetap Ancam Perusahaan Batu Bara Nakal
Pengamat Ekonomi dan Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi menilai tidak tepat dengan pembubaran PLN Batubara. Ia menyarankan supaya PLN Batubara tetap ada dan disatukan ke dalam sub holding yang direncanakan oleh Menteri BUMN itu.
"Tidak mudah membubarkan PLN batubara begitu saja. Apalagi sebagai pegang mayoritas tiga perusahaan. Tapi kalau dibuat sub holding, tanpa pembubaran PLN batubara, cukup tepat sebagai bagian proses restrukturisasi," ungkap Fahmy, menyandur dari CNBC Indonesia, Selasa (18/1/2022).
Seperti yang diketahui, Erick Thohir menyatakan akan membuat dua sub holding di tubuh PLN. Yang pertama adalah sub holding ritel. Sub holding ini hanya akan fokus mengurusi pelayanan ritel seperti konsumen listrik. Ketika fokus konsumen listrik PLN akan dilayani secara baik.
Baca Juga:
Daftar Jajaran Direksi PT PLN Batubara yang Diminta Luhut Dibubarkan
Yang kedua, adalah sub holding power atau pembangkit. Sub holding ini akan fokus pada pembangkit baik batu bara, energi terbarukan seperti solar, air geothermal dam lainnya. Jika sub holding power ini jalan, kemungkinan PLN Batubara akan ada di dalamnya.
"PLN Batubara sepertinya dijadikan kambing hitam kekacauan krisis batu bara di PLN. Kalau dikatakan PLN batu bara tidak mempunyai tambang, memang benar. Namun, perlu dicermati komitmen dan realisasi pasokan batubara selama ini,' ungkap Fahmy Radhi.
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyampaikan, bahwa saat ini pihaknya memang sedang melakukan kajian teknis mengenai pembubaran PLN Batubara.